Sabtu, 10 Agustus 2013

Ospek, tapi bukan di Universitas itu..

Hmm.. sebentar lagi akan ada Ospek yaa? Ospek merupakan masa pengenalan seputar kuliah dan kampus. Ospek terdiri dari serangkaian kegiatan selama lima hari. Dua hari pertama merupakan ospek universitas, dua hari ospek fakultas serta satu hari ospek jurusan. Semacam parade pengenalan dari universitas ke jurusan masing-masing.
Mahasiswa baru (Maba) diperintahkan untuk membawa berbagai macam penugasan pada waktu ospek. Banyak yang mengeluhkan terlalu banyaknya tugas yang diberikan. Penugasan yang diberikan ketika Technical Meeting (TM) merupakan penugasan yang membutuhkan waktu lama. Sedangkan penugasan yang tidak begitu membutuhkan waktu lama diberikan pada hari-H.
Ospek itu menyenangkan. Di sana kita bisa belajar menyelami arti kehidupan kampus. Ketika Maba diberi hukuman oleh Pemandu Kedisipinan (PK) akbibat kelalaiannya, itu menunjukkan bahwa kita memerlukan kedisiplinan dalam menjalankan kuliah. Di dalam dunia kuliah tidak ada PK seperti dalam OSPEK, karena kita sendirilah yang membentuk kedisiplinan itu. Terkadang dosen banyak memberikan tugas terhadap mahasiswa, namun kelalaian mengumpulkan tugas dapat mengurangi nilai mahasiswa. Begitu juga dengan kedisiplinan masuk kelas. Dalam memberikan nilai akhir, dosen juga mempertimbangkan kedisiplinan siswa yang termasuk dalam penilaian afektif. Disiplin atau tidak, itu terserah mahasiswa.
Dalam rangkaian kegiatan Ospek, ada juga sesi mendengarkan dan memperhatikan seseorang yang sedang berbicara di depan. Jika mengobrol sedikit saja, pemandu akan memperingatkan mabanya agar diam. Beruntunglah, karena hal ini untuk kebaikan kalian agar informasi yang masuk dapat diserap dengan baik. Dalam dunia perkuliahan, tidak ada pemandu yang memperingatkan kalian untuk mengobrol di kelas. Tidak ada yang melarang kalian dalam mengobrol, namun jangan menyesal ketika Ujian Akhir. Sebagian besar yang keluar di ujian adalah materi yang diajarkan di kelas.
Ospek memang melelahkan, tapi itu adalah kenangan. Semakin kita mengeluh, semakin alam menarik energy negatif dari apa yang kita keluarkan. Terlebih, tubuh manusia terdiri dari sebagian besar air. Kristal dalam air akan bereaksi terhadap apa yang dipersepsikan terhadapnya. Air akan membentuk Kristal yang baik ketika kita memberikan kata-kata yang baik.
Jawaban dari semua kelelahan ini adalah rasa syukur. Alhamdulillah kita masih diberikan kesempatan untuk belajar. Terdengan klasik memang, tapi inilah kenyataannya. Sadarlah! Masih banyak anak pelosok negeri yang belum bisa menikmati bangku kuliah seperti kita.
Iya, mungkin saja hatimu sedang berkecamuk mengapa kau diterima di universitas ini. Kamu kurang bisa ikhlas dengan takdir yang menimpamu. Hey kawan, ingatlah. Ada tangan tak tampak yang secara tidak langsung mencampuri takdirmu. Jika dalam pemikiran ekonomi klasik, tangan tak tampak itu berupa mekanisme harga pasar maka tangan tak tampak di sini adalah kehendak Tuhan. Dia-lah sutradara terbesar dalam semesta. Tidak ada sesuatu yang kebetulan di dunia ini, melainkan sudah dituliskan Nya.
Hmmm mungkin saja kau mau protes dengan penggalan surat Ar-rad yang mengatakan “.. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali ia sendiri yang mengubahnya..”. Iya, itu benar! Tapi coba perhatikan baik-baik. Pasti ada sesuatu yang ndilalah agar menuntunmu di sini. Mungkin inilah yang terbaik.
Tuhan merasa malu jika seorang hamba berdo’a tetapi Ia belum mengabulkannya. Maka, ada tiga kemungkinan balasan atas do’a kita. Pertama, Tuhan akan mengabulkannya. Kedua, Tuhan akan mengalihkan terhadap yang kau butuhkan. Ketiga, Ia mengampuni dosamu. Saya sangat yakin bahwa terkadang Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan inginkan. Bersyukurlah. Ikhlaslah.

Orang yang bahagia lebih cepat suksesnya daripada orang yang tidak bahagia. Menurut saya, sukses itu ketika kita bahagia dan kaya. Percuma saja kita memiliki segalanya di dunia tetapi tidak berbahagia. Ohh.. Tuhan. Jika memang ini takdir kami, mudahkanlah kami dalam mencapai kesuksesan yang kami harapkan. Engkau Maha Besar, Maha Kaya dan Maha Tinggi. Maka, naikkanlah kualitas hidup hamba dalam ketidaknyamanan yang kami alami. Mungkin saja, kami belum pandai bersyukur. Aamiin (thi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar