Sabtu, 05 Oktober 2013

Persiapan Indonesia dalam Menghadapi AEC (Asean Economic Community)

ASEAN Economic Community (AEC) akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2015. “Proker” yang sudah dibahas sejak tahun 2009 lalu itu tinggal sebentar lagi lho ya. Tujuan idealnya tercetus sejak tahun 1997 yang tercermin dalam Visi ASEAN 2020 yaitu mewujudkan kawasan yang stabil, makmur dan berdaya saing tinggi dengan pembangunan ekonomi yang merata yang ditandai dengan penurunan tingkat kemiskinan dan perbedaan sosial ekonomi.


Namun apakah cita-cita AEC tersebut dapat dengan mulusnya diterima masyarakat ? dengan adanya AEC ini mau tidak mau, suka tidak suka para pengusaha (terutama UMKM) pada 2015 harus  ikut  “bertarung” menghadapi liberalisasi dan integrasi ekonomi Asean. Padahal sebagian besar pengusaha UMKM belum mengetahui adanya AEC.  Jika masyarakat pengusaha (menengah-kecil) saja tidak mengetahui akan ada economic border less country dalam bungkus AEC, apalagi masyarakat biasa yang nota bene nantinya bakal menjadi obyek pasar terbuka Asean. Sudahkah pemerintah memperhatikan masalah ini. Sementara 2015 sudah semakin dekat. Belum lagi pada 2014 masyarakat akan terkonsentrasi pada hiruk-pikuk pemilihan umum legislatif dilanjutkan pemilu presiden. Kesepakatan pelaksanaan AEC ini diikuti oleh 10 negara anggota Asean yang memiliki total penduduk 600 juta jiwa. Sekitar 43% jumlah penduduk itu berada di Indonesia. Artinya, pelaksanaan AEC ini sebenarnya akan menempatkan Indonesia sebagai pasar utama baik untuk arus barang maupun arus investasi. Dalam konteks arus barang, sudahkan barang-barang lokal nasional mampu bersaing melawan produk-produk unggulan dari Thailand, Vietnam, Filiphina, Brunei darussalam, dan Malaysia, baik dari sisi harga maupun kualitas.

Tentu saja selalu ada keuntungan yang didapat dengan adanya AEC bagi negara-negara anggotanya termasuk Indonesia. Pengusaha Indonesia dapat menawarkan barang produksinya tanpa harus ada syarat yang rumit. Para investor juga akan lebih tertarik unutk menanamkan investasi di Indonesia. Sosialisasi yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam konteks persiapan AEC hendaknya tidak semata mengenai cara-cara menembus pasar Asean, tapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana pengusaha kita bisa bertahan di pasar lokal di tengah besarnya arus barang dari Asean. Pola-pola seperti MEE, misalnya penyatuan mata uang, harus dihindarkan dalam AEC.

Tidak perlu ada mata uang Asean Dolar, atau bursa tunggal Asean Stock Market (Asean Stock Exchange). Tidak perlu juga dibentuk Asian Interbank Spot Dollar Rate (Aisdor). Arahkan konsep AEC sebagai sebuah komunitas ekonomi yang kuat saat menghadapi Jepang, Korea dan India, misalnya. (rodiah)

Jumat, 04 Oktober 2013

Enaknya apa?

MEMBERI atau MENGHUTANGI ?????

Malam ini gw mau nulis tentangg... emmm sesuatu yang sempat lama bersarang di otak gw. Bahkan mempengaruhi sendi kehidupan gw dan menjelma menjadi kepribadian. Sampai pada suatu titik gw menganggap semua ini ngga adil. Okay, kini gw temukan jawaban.
Dulu, gw pepatah itu sebenernya siapa) “kalo lo mau dihargain orang lain, lo juga harus menghormati orang lain”. gw pegang tu mantra, kapanpun dan di belahan bumi manapun gw berada. Gw selalu berpikir kalau gw pengen orang lain care sama gw, maka gw juga harus care sama mereka. Kalao gw pengen orang lain ramah sama gw, berarti gw juga harus ramah sama mereka.
SEOLAH SEMUANYA AKAN OTOMATIS BERBANDING LURUS. Tapi itu bullshit. Bohong!!
Bosen gw baik sama orang. Gw udah pasang tampang ramah, eh doi ngeselin. Ngga ngehargain gw sama sekali. Rasanya tu “najis banget” buat memulai kebaikan kalo tau balasannya kaya gitu. Gw udah coba ga itungan sama orang, gw coba sebisa mungkin mbantu mereka kalo lagi susah. Tetep ada aja orang-orang ngeselin yang ngga tau diri. Haruskah gw menjelma jadi orang yang sama sama ngeselin biar semua adil?
Hidup bersama orang banyak tentu akan banyak pula karakter yang bakal kita jumpai. Dari beberapa orang ngeselin ngeselin itu, ada juga segelintir orang-orang baik. Baik banget malahan. Gw aja sampai heran, kok bisa ada orang sebaik itu, sedangkan di belahan bumi lain orang orang mulai bertransformasi menjadi sangat jahat.
Alhasil, terbentuklah pribadi gw yang memperlakukan orang lain berdasarkan apa yang mereka dulu lakukan. Lo jual gw beli. Lo baik, gw baik. Tapi kalo lo ngajak main jahat gw jga siap. Cuman efeknya gw jadi org yg ngga mau membuka diri. Harus dipancing dulu. Dan yang jelas ketika gw bertemu orang jahat, jiwa gw dipenuhi sama rasa benci. Asli, ga enak banget.
Setelah lama berpetualang, ombak kehidupan menghanyutkan gw mendarat menuju pesisir cinta. Syukur deh, hati gw hidup kembali. Gw mulai mengenal dan bergaul dengan orang-orang yang berhati emas. Dari situ gw jadi mikir tentang “KETULUSAN” sama “KEBAIKAN”.

Bahwa kebaikan harus ditunaikan dengan ketulusan. Berbuat baik itu, bukan karena ingin dibalas dengan kebaikan. Berbuat baik itu “diberikan”, bukan “dihutangkan”. Iya kan? :)
Bagaimanapun mereka, kita harus selalu menebarkan kebaikan dengan sesama. Gw juga lagi berusaha nih, makanya melalui tulisan ini gw ngajak temen temen :)
Intinya, ketika kita memberi energi positif pada orang lain, berikan itu sebagai hadiah. Cukup yakin Tuhan yang membalasnya.
Kalo kita senyum sama orang, tapi doi ga bales senyum, jangan marah. Tidak masalah. Kita kan Cuma memberi senyuman, bukan menghutangi senyuman :) :) :)
(Riska DA).

Bersyukur

Kamu ganteng, kamu cantik, aku bahagia bisa bersama kalian :)

Aku yakin BANGET, Tuhan memberikan kebahagiaan pada setiap orang dalam porsi yg sama walaupun wujudnya berbeda-beda. ada yg bahagia karena memiliki orang tua yang penyayang, ada yang bahagia karena memiliki pendamping hidup yang nyaris sempurna, dan sebagainya. tinggal bagaimana cara kita mampu membuka celah kebahagiaan tersebut. mampukah kita melihat sesuatu barang sesepele apapun menjadi kebahagiaan. syukuri apa yang kita miliki. niscaya hidupmu akan bahagia.
orang yang merasa susah, itu karena dia lupa bersyukur. lupa atau tidak mau bersyukur itu sama dengan lupa atau TIDAK MAU membuka jalan untuk bahagia.
aku, Riska Dwi Astuti, merasa HIDUPKU SANGAT BAHAGIA. aku tidak secantik luna maya, aku tidak seseksi syahrini, akupun tidak sepandai habibie. Hidupku biasa saja, tidak berlimpah harta tidak pula dikerubungi dan di puja-puja kaum adam. aku makan nasi sayur lauk. tidak minum susu dan makan keju setiap hari. aku tidak punya piala tanda prestasi tidak pula sertifikat penghargaan atas bakat. TAPI aku sangat bahagia :) AKU PUNYA CARAKU UNTUK BAHAGIA. bukan harta bukan pujian orang lain bukan pula keindahan fisik semata. aku sangat bahagia :)
jangan pernah menutupi jalan untuk bahagia. BERSYUKURLAH J
terkadang kita perlu waktu kusus untuk menyadari betapa besar anugerah yang tuhan berikan kepada kita. Kadang aku juga perlu menutup mata sejenak untuk bisa lebih mendengarkan orang lain.
bagiku semua laki-laki itu ganteng dan setiap wanita itu cantik.
Menurutku, setiap wanita itu memiliki cantiknya masing-masing dan setiap laki-laki itu mempunyai ganteng mereka masing-masing.

Diam diam aku seneng ngeliatin wajah orang-orang di sekitarku. Hehee. Kali ini aku serius, setiap orang memiliki KETAMPANAN DAN KECANTIKAN MASING-MASING. Syaratnya, lihatlah hati mereka dengan hati kita J aku jamin, kalo udah kenal hatinya, kecantikan ataupun ketampanan fisik mereka akan terpancar dengan sendirinya J J J