Kamis, 12 September 2013

ESSENS : Penurunan Nilai Tukar Rupiah


Pakar ekonomi memperkirakan bahwa penurunan nilai rupiah bisa mencapai Rp 13.000 per dollar. Dan akan jadi Rp 10.000 pada kuartal kedua di tahun depan (2014) tepatnya jika pasar menyukai tim ekonomi setelah pemerintahan yang baru, setelah pemilihan umum 9 April tahun depan. Selain itu, kenaikan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) juga akan menguatkan rupiah., sehingga memperkecil deficit transaksi berjalan dengan ditekannya inflasi.

Nilai rupiah yang lesu terhadap dolar Amerika menimbulkan banyak dampak bagi perekonomian masyarakat. Banyak ekonom yang mengatakan bahwa lemahnya nilai tukar rupiah kali ini adalah yang terparah dalam empat tahun terakhir.

Banyak pihak yang dirugikan akan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Diantaranya adalah :
1.      Yang pertama adalah importir. Importir dirugikan karena importir sangat bergantung dengan barang-barang dari luar negeri. Importir akan membayar dengan mata uang yang telah disepakati, yang tentunya adalah dollar AS. Jika nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar berarti importir harus mengeluarkan uang lebih untuk membayar barang yang mereka impor dari luar negeri.
2.      Selanjutnya adalah pemilik hutang luar negeri. Jika seseorang, perusahaan, lembaga atau instansi yang memiliki hutang luar negeri pasti akan kesulitan dalam mengembalikan hutang luar negerinya. Karena nilai rupiah yang semakin lemah akan menambah beban atau hutang mereka walaupun nilai hutang mereka dalam bentuk dollar itu tetap, namun untuk membayarnya harus menukarkan rupiah yang sedang lemah dengan dollar, maka itu akan menambah beban mereka.
Tetapi didalam gejolak ekonomi yang sedang terjadi karena penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Ada beberapa pihak yang diuntungkan juga loh. Diantaranya :
1.      Yang pertama adalah pemegang uang dollar AS tentunya. Karena jika kita memiliki dollar AS yang banyak, dan ditukarkan dengan rupiah pada saat nilai rupiah turun, kita akan mendapat lebih banyak keuntungan dengan menukarnya ke rupiah.
2.      Selanjutnya dalah eksportir. Karena eksportir memproduksi barang di dalam negeri dengan biaya rupiah, saat dijual ke luar negeri, eksportir akan mendapatkan kontraprestasi berupa dollar yang nilainya lebih tinggi daripada saat mereka memproduksi.
3.      Terakhir adalah sektor pariwisata. Turunnya nilai rupiah menyebabkan pemegang dollar relatif lebih kaya di Indonesia. Sehingga akan banyak turis mancanegara yang memiliki dollar berwisata di Indonesia yang biayanya lebih murah karena dollar yang dihargai sangat tinggi di Indonesia.
Bila tidak diatasi, dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar akan menyebabkan krisis ekonomi. Masyarakat harus ikut andil dalam usaha memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dollar dengan cara mengkonsumsi barang dalam negeri, bukan dengan memperkaya diri sendiri dengan menukarkan dollar yang dimiliki, yang justru akan memperparah keadaan.
Pemerintah juga harus senantiasa berusaha menekan impor agar pengeluaran negara menjadi berkurang serta  memandirikan perekonomian negara. (tea).