Jika kita
memandang hidup secara mikro, maka kita hanya akan menemukan diri kita sendiri.
Hanya lingkar diri kita saja yang kita lihat. Efeknya kita akan menganggap
bahwa kitalah yang paling hebat, paling keren, paling oke, paling pintar dan
paling . . . paling yang lain. Intinya jika kita memandang hidup ini secara
sempit kita akan terus membanggakan diri kita sendiri. Nyaman dengan semua yang
ada dan perolehan yang telah di dapat. Bahayanya sudut pandang ini dapat menjerumuskan
kita pada kesombongan. Padahal Allah pun berfirman dalam QS : Luqman ayat 18
yang berbunyi, “Janganlah kamu
memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri.”
Sedangkan
jika kita memandang hidup ini dari sudut pandang makro, kita akan memandang
hidup ini secara agregat atau
keseluruhan tidak secara parsial.
Dengan begitu kita akan melihat lingkungan hidup yang lebih luas tidak hanya
lingkar diri kita saja yang kita lihat. Tetapi akan ada aku, dia, kita, kami
dan mereka. Kita akan menyadari bahwa manusia tidak akan mampu hidup sendiri
tanpa bantuan manusia lainnya. Kita pun akan melihat bahwa diri kita belum ada apa-apanya,
masih banyak orang-orang yang lebih hebat dari kita dan kita akan sadar bahwa
kita harus dan senantiasa memperbaiki diri. Belajar, belajar dan terus belajar
meningkatkan kualitas diri!